press release—khu

Dipublikasi pada Friday, 07 December 2007 oleh sinung
Penulis : sinung
depsos

Pada Mei 2002, ESCAP(economic and social councils for asia pasific)mengadopsi resolusi tentang “Promoting an inclusive, barrier-free and right-based society for people with disabilities in the Asia and Pacific region in the twenty-first century” yang dituangkan dalam Biwako Millenium Framework (BMF).


Inclusive artinya masyarakat itu adalah masyarakat untuk semuanya.

barrier-free adalah masyarakat yang terbebas dari hambatan institusi, hambatan fisik, hambatan perilaku dan juga terbebas dari hambatan ekonomi dan budaya.

A right-based, masyarakat berbasis pada hak azasi masing-masing individu, dimana orang dengan kecacatan dihargai dan ditempatkan sebagai pertimbangan pokok berbagai keputusan yang menyangkut mereka.

Ada 7 pendekatan yaang ditempuh untuk mengimplementasikan Konsep BMF tersebut, yaitu :

  1. Organisasi mandiri dari orang dengan kecacatan (odk) termasuk organisasi induk dan organisasi terkait.

  2. Peremuan dengan kecacatan

  3. Deteksi dini, intervensi dini dan pendidikan

  4. Pelatihan dan pekerjaan, termasuk swakarya

  5. Akses ke prasarana umum dan transportasi umum

  6. akses ke telematika, termasuk teknologi assitivenya

  7. Pemberantasan kemiskinan melalui capacity building, jaminan sosial dan program-progam pendukung kelangsungan hidup.



Pada masyarakat komunikasi, akses terhadap telematika adalah hak asazi. Para pemilik copyright harus menunjukkan tanggung jawabnya dengan memastikan bahwa bahwa produknya dapat diakses oleh siapapun, termasuk odk.

Segala alat anti bajakan atau teknologi manajemen hak digital diwajibkan tidak menghambat odk dalam mengakses telematika.


Dari 7 pendekatan di atas, maka Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial sebagai research center sektor kesejahteraan sosial mendisain dan mencoba untuk menerapkan satu terobosan dibidang teknologi informasi., selaras dengan pendekatan ke 6 diatas.


Terobosan memanfaatkan free software GNU/Linux ini berjalan pada platform PC untuk membantu odk, khususnya orang dengan kecacatan visual agar mampu mengoperasikan komputer.

Dengan linusiks ini, maka diharapkan para odk mampu mengakses dunia luar dengan internet, bekerja dengan komputer dan hal lain terkait dengan komputer.


Teknologi ini dinamakan distribusi GNU/linusiks, saat itu sudah memasuki versi 2.0, disingkat linusiks.


Tujuan distribusi GNU/linusiks menyiapkan alat bantu (assistive) bagi orang dengan kecacatan visual, agar mampu mendengar perintah selanjutnya mampu mengakses dengan baik menu-menu yang tertera di layar komputer.

Tentu saja distribusi ini mengadopsi GPL v3 (general public license v3), dari free software foundation.


.Fitur-fitur yang disiapkan pada linusiks antara lain :

  1. pembaca layar YASR (yet another screen reader)

  2. Dokumentasi dan bantuan penggunaan

  3. pengolah kata

  4. pengolah angka

  5. akses usb

  6. install ke hardisk

  7. chatting

  8. browsing

  9. kalkulator

  10. Mencetak


Distro linusiks dikemas dalam liveCD, sehingga tidak harus install ke komputer host, hal ini bermanfaat pada kondisi tertentu misalnya jika kita harus ke warnet, rental komputer atau komputer terbatas tapi dengan user banyak, termasuk jika odk pergi keluar negeri.



file iso-nya dapat diperoleh dengan dua cara :

  1. download dari ftp://ww.depsos.go.id/pub/linusiks/linusiks.iso

  2. panti atau individu mengirimkan email permohonan distro GNU/linusiks ke pusdatin@depsos.go.id, selanjutnya pusat data dan informasi kesejahteraan sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial akan mengirimkan satu copy CD distro GNU/linusiks .

    (Saat ini telah tersedia 1000 keping CD copy distro GNU/linusiks v2.0)

advertorial

Selasa, 2008 September 02

SOMAN, JAMU TETES PERTAMA DI INDONESIA, SOLUSI MENYEMBUHKAN BERBAGAI PENYAKIT

ADVERTORIAL-NEWS (Selasa 2 September 2008): Ini kabar gembira buat Anda atau keluarga, teman Anda yang menderita diabetes (kencing manis), stroke, kanker atau luka menahun yang tidak kunjung sembuh. Seorang putra bangsa David Andi dari Gorontalo menemukan Soman, jamu tetes pertama di Indonesia yang mampu memberikan solusi untuk menyembuhkan penyakit-penyakit itu.

Yokanan Setyo Darmo, warga Tangerang yang menderita gagal ginjal lebih dari dua tahun, setelah minum jamu tetes pertama di Indonesia itu, berangsur-angsur sembuh. Pigmen kulitnya yang telah menghitam sebagai efek cuci darah kini lambat laun mulai normal kembali. Yokanan sekarang punya kekuatan untuk hidup sangat luar biasa. Padahal (maaf), banyak teman Yokanan yang memperkirakan dia tidak akan bertahan lama.

Jamu tetes pertama di Indonesia itu dikemas dalam botol plastik mini berisi 10 ml (200 tetes). Soman merupakan ramuan dari campuran berbagai macam buah-buahan dan squalena (sejenis rumput-rumputan) yang banyak tumbuh di Gorontalo. Karenanya Soman murni jamu herbal, karena diolah tanpa menggunakan bahan kimia.

Difermentasi secara unik dan teliti, Soman menghasilkan efek farmakologi yang bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan maupun mengobati penyakit.

Mekanisme kerja Soman dalam proses pemeliharaan kesehatan adalah dengan cara memasok oksigen dalam jumlah yang cukup ke seluruh sel jaringan tubuh, sehingga memungkinkan sel jaringan bekerja secara maksimal. Efek positifnya sel dalam tubuh menjadi sehat dan seluruh sistem dalam organ tubuh bekerja secara sempurna. Pigmen kulit Yokanan Setyo Darmo yang berubah dari hitam ke kuning adalah akibat dari proses ini.

Khusus untuk penyakit akibat infeksi, Soman juga mampu membunuh bakteri, sehingga mengaktifkan daya tahan tubuh dan memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh sebab itu Soman juga bisa dipakai sebagai obat luar dengan cara dioles untuk mengobati luka baru atau luka lama. Dalam kasus ini, Soman mampu memperbaiki dan merangsang pertumbuhan jaringan baru dengan cepat.

Soman juga bisa digunakan sebagai ‘makanan’ suplemen untuk menjaga stamina dan kesehatan yang meminumnya. Mengapa Soman bisa dipakai untuk makanan suplemen? Karena dengan mengonsumsi Soman, jamu tetes ini otomatis akan memasok oksigen, sehingga daya kerja organ tubuh yang berhubungan dengan peredaran darah dapat bekerja optimal.

Dengan begitu daya kerja jantung meningkat (namun dalam batas yang normal), karena Soman mampu memperbaiki pembuluh darah dari timbunan kolesterol jahat. Ujung-ujungnya peredaran darah ke seluruh jaringan tubuh dapat bekerja optimal.

Aturan pakai

Karena jamu tetes, maka cara mengonsumsinya, pengguna cukup meneteskan Soman ke dalam larutan air, jus dan minuman lain, atau langsung ke mulut. Bisa juga dengan memasukkannya lebih dulu ke dalam kapsul, sebab bau Soman lumayan menyengat.

Berikut tata cara mengonsumsi Soman sesuai dengan kegunaannya:

1. Menjaga stamina: 2-5 tetes dicampur dengan segelas air putih/ jus, diminum 2 kali sehari (pagi dan sore). Sebaiknya diminum sebelum makan.

2. Stroke: 5-10 tetes dicampur dengan segelas air putih/jus, diminum 2 kali sehari (pagi dan sore); sebaiknya dikonsumsi sebelum makan pagi.

3. Jantung dan tekanan darah tinggi: 2-5 tetes dicampur dengan segelas air putih/jus, diminum 2 kali sehari (pagi dan sore); sebaiknya diminum sebelum makan.

4. Luka kronis: Dioles atau dibalur/dioleskan langsung tanpa diencerkan, minimal 2 kali sehari pada luka terbuka; dapat juga dipakai untuk mengompres/merendam luka dengan cara mencampur 10-20 tetes Soman dengan satu liter air hangat.

Bahayakah efek sampingnya?

Kalau ada yang bertanya adakah efek samping Soman? Jelas ada. Selain berefek menyembuhkan, Soman juga punya efek lain namun tidak membahayakan. Efek samping itu pun hanya dirasakan pada orang-orang tertentu yang dari sananya memang sudah menyimpan racun, seperti perokok.

Persisnya, pada beberapa orang yang baru mengonsumsi Soman, ada proses detoksifikasi, karena Soman membantu mengeluarkan racun/mengendapkan bahan kimia di dalam organ tubuh, sehingga reaksi setiap orang berbeda-beda.

Reaksi umum yang wajar adalah:

1. Mengalami gatal-gatal di sekitar ketiak, selangkangan, tangan atau kaki. Namun efek ini biasanya tidak lebih dari satu minggu.

2. Bila seseorang pernah kena herpes, maka dari kulit yang bersangkutan akan keluar luka seperti herpes, terasa gatal tetapi tidak berlangsung lama (maksimal satu minggu).

3. Kadang-kadang sulit tidur. Oleh sebab itu disarankan minum terakhir pada sore hari.

4. Untuk penderita tekanan darah tinggi, pada beberapa orang, tekanan darah akan meningkat, tetapi badan terasa segar, karena terjadi adaptasi terhadap proses kesembuhan.

Jamu tetes pertama di Indonesia ini telah mendapat rekomendasi resmi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Jadi jangan mengkhawatirkan Soman sebagai obat gelap, sebab Gubernur Gorontalo Fadel Muhamad telah menyosialisasikan dampak positif jamu tetes ini.

Untuk pemesanan, khusus untuk wilayah:

1. Daerah Istimewa Yogyakarta: Silakan hubungi Sdr Hendaru (0888-2851397 atau 0815-6898663).

2. Jabotabek: Sdr Heru K Wibawa (0817-888040).

Harga per botol Soman di seluruh Indonesia Rp 75.000.***

opini

Membaca Anomali Sosial Kemiskinan
Oleh Edy Firmansyah

Jumat, 10 Oktober 2008
Masalah kemiskinan di negeri ini kian hari kian memprihatinkan. Tengok saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Juni 2007 angka kemiskinan masih berada pada angka 37,17 juta atau 17,75 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara itu, angka pengangguran terbuka hingga Juni 2007 berkisar pada angka 10,6 juta orang (9,8 persen). Angka ini relatif belum banyak berubah dari angka tahun 2005.

Bahkan, dengan dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,6 persen, beberapa waktu yang lalu, yang berdampak pada melonjaknya harga seluruh komoditas, itu jelas menambah deretan panjang kemiskinan. Sebab, dengan kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu, transaksi antarkota, antarprovinsi, dan antarpulau dipastikan turun drastis, bahkan bisa berhenti total.

Imbas dari semua ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi peristiwa yang tak terelakkan. Angka pengangguran juga melonjak drastis. Angka kemiskinan pun hampir bisa dipastikan meningkat tajam. Inilah kenyataan yang terjadi pada saat ini.

Kondisi sosial ekonomi semacam ini merupakan faktor utama terjadinya anomali sosial. Menurut Durkhaem, anomali sosial timbul akibat tidak imbangnya kondisi sosial ekonomi di masyarakat, yakni antara pendapatan dan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi tidak seimbang.

Di tingkatan gunung es, anomali sosial mulai dapat kita saksikan. Misalnya, perampokan yang mulai marak. Perampokan itu adakalanya disertai kekerasan fisik. Tragedi pembagian zakat yang menewaskan setidaknya 21 orang di Pasuruan, Jawa Timur, adalah bagian dari dampak kemiskinan.

Masalahnya bisa menjadi makin rumit ketika kaum miskin itu dimanfaatkan untuk kepentingan politik, terutama menjelang pemilihan gubernur (pilgub) putaran kedua oleh para pialang politik yang berwatak Machiaveli. Yakni, dengan memberikan penyaluran energi bagi kaum miskin untuk menghalalkan segala cara demi suksesnya perebutan kekuasaan, termasuk dengan menciptakan kekerasan, peperangan, dan anarkisme. Dengan demikian, hal itu cenderung melahirkan konflik politik yang makin besar.

Dalam kondisi masyarakat yang demikian tertekan, jangan heran jika hanya dengan kabar angin saja, masyarakat akan langsung tersulut untuk melakukan tindak kekerasan. Tanpa ba-bi-bu masyarakat akan membentuk kerumunan, kemudian melakukan kekerasan dan anarkisme sebagai bentuk eskapisme sosial sebagai wujud ketidakmampuan mendorong perubahan ekonomi-politik di pusat kekuasaan. Hal itu tentu saja membahayakan integritas bangsa.

Karena itu, permasalahan kemiskinan ini harus segera mendapatkan perhatian serius, terutama oleh pemerintah. Meski demikian, elemen masyarakat yang kompeten seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan partai politik juga harus dilibatkan guna menuntaskan masalah kemiskinan.

Mengakhiri kemiskinan tentu saja tidak melulu memberikan bantuan uang atau menyediakan lapangan pekerjaan semata. Yang terpenting saat ini, di masa krisis seperti sekarang ini adalah menciptakan kreativitas dan daya tahan ekonomi yang kukuh untuk terus bertahan hidup. Semangat semacam itulah yang semestinya dipupuk dalam benak masyarakat.

Karena itu, penting untuk memberikan pelatihan-pelatihan gratis mengenai bagaimana menggali potensi diri. Dengan mengetahui potensi itu, masyarakat bisa dibimbing untuk menghasilkan suatu yang kreatif dan menghasilkan uang.

Bakat itu menghinggapi orang tanpa diundang. Bakat main bola seperti Ronaldo mungkin diam-diam dimiliki seorang penganggur yang tinggal di Rusun Penjaringan. Seorang Karl Marx yang lain bisa saja sekarang sedang mengais sampah di pinggiran sungai. Atau, salah seorang anak pengemis di Surabaya ternyata berbakat menjadi komposer besar seperti Zubin Mehta. Dan, hal ini perlu juga melibatkan para psikolog dan para motivator ulung untuk melejitkan potensi kaum miskin.

Dengan begitu, upaya mengentaskan kemiskinan bisa dilakukan dengan menggali potensi diri untuk menghasilkan pekerjaan yang kreatif. Perniagaan, ilmu pengetahuan, teknologi, politik, seni dan sastra, olahraga, dan pelayanan sosial, misalnya, bisa dikelola “sesuai kemampuan” untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai jual.

Di samping itu, penting juga kiranya membangun mental progresif para elite politik, birokrat, dan pejabat untuk peduli pada nasib kaum miskin. Selain itu, perlu juga menahan diri untuk melakukan korupsi, penggusuran, perampasan tanah, kebohongan lewat kampanye politik, dan politik uang dalam upaya menempa diri menuju kepemimpinan sejati.

Pemimpin yang sejati tidak melihat batas-batas golongan dan kepentingan. Ia berkuasa tetapi tidak menguasai; kaya tetapi tidak memiliki; jujur tetapi rendah hati; berbicara melalui kerja; termasyhur tetapi berlaku biasa. Terakhir, ia terpanggil untuk memimpin karena hati nurani dan jeritan kebutuhan rakyatnya sendiri (Jacob Sumardjo, 2003). Dengan begitu, kemungkinan untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan makin terbuka lebar.

Peneliti pada Institute of Research Social, Politic and Democracy, Jakarta

Titik Temu Syarat Pengajuan Capres

Editorial

SELAMAT PAGI INDONESIA
15/10/2008 10:22

PARLEMEN masih hiruk-pikuk dengan perdebatan persyaratan minimal pengauan calon presiden dan wakilnya dalam pemilu mendatang. Ada kabar baik bahwa diperkirakan, syarat dukungan 20% kursi di DPR bakal menjadi titik temu yang mengakhiri polemik itu.

Sinyalemen ini muncul dari pandangan sejumlah ketua dan anggota fraksi di DPR pekan ini. Rapat lobi antara pemerintah dan DPR kembali dilanjutkan Rabu (15/10) hari ini guna membahas dua pasal krusial dalam RUU Pilpres.

Kedua pasal krusial itu, yakni soal syarat pengajuan capres/cawapres dan tidak bolehnya calon terpilih merangkap jabatan sebagai pengurus partai politik (parpol). Ada yang perlu disimak. Ketua Fraksi FPPP Lukman Hakim Syaifuddin menawarkan solusi syarat pengajuan capres/cawapres harus oleh partai politik atau gabungan partai politik yang meraih 20% kursi di DPR atau 20% suara sah nasional di pemilu legislatif.

Dengan solusi ini, fraksi pendukung syarat 15% kursi atau 20% suara bisa menaikkan angkanya, sedangkan fraksi yang bertahan di syarat 25-30% kursi atau suara bisa turun pada angka yang lebih moderat, yaitu di 20% kursi atau suara.

Fraksi Partai Golkar (FPG), Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) dan Fraksi Partai Demokrat (FPD) sudah menunjukkan sinyal bersedia mencapai titik temu di angka 20% kursi.

Anggota FPG yang juga Ketua Pansus RUU Pilpres Ferry Mursyildan Baldan mengatakan, fraksi Golkar pada dasarnya setuju menurunkan angka persentase syarat pengajuan capres/cawapres demi mencapai titik temu antarfraksi.

Harus kita akui usul 20% kursi, adalah jalan tengah untuk mencapai titik temu. Tapi semua tergantung fraksi, dan jika titik temu ingin tercapai, semua fraksi harus mau bergerak dari posisinya.

Fraksi PDIP juga bersedia menurunkan syarat dukungan capres/cawapres tapi bermain pada angka 20-30% kursi atau suara. PDIP menginginkan fraksi-fraksi yang mendukung syarat 15% kursi atau 20% suara, menaikkan lagi persentase angkanya.

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengakui, fraksinya pun membuka diri pada kemungkinan menyepakati angka jalan tengah untuk capai titik temu. Tapi Fraksi PKS masih tetap ingin syarat 15% kursi atau 20% suara sah nasional yang mestinya di- akomodasi mengingat ini adalah UU Pilpres yang lama (UU No 23/2003) yang belum sempat dilaksanakan.

Dengan melihat fakta-fakta itu, sangat mungkin syarat 20% menjadi jalan tengah yang bisa mengakomodasi semua parpol untuk melaju ke pemilihan presiden 2009.

Kita berharap DPR secepatnya menyelesaikan masalah ini, dengan kompromi dan konsensus yang baik. Agar pemilu dan pilpres 2009 dirasakan merespon aspirasi rakyat, sehingga golongan putih tidak membengkak dan tak mengancam legitimasi demokrasi kita.

adakah yang lebih menyakitkan dari cinta?!

no comment…!!!!

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!